Selasa, 20 Desember 2011

Morning Glory, sebuah film untuk mereka yang sedang meniti karier

Persaingan di dunia kerja semakin lama akan semakin ketat, setiap tahun ribuan mahasiswa lulus dan siap meramaikan persaingan. Jika dulu mungkin hanya butuh kepandaian untuk mendapat kerja, namun sekarang kepandaian tidaklah cukup, keberuntungan sebanyak-banyaknya lah yang lebih dibutuhkan, selain tentunya sifat nothing to lose.
Sebuah cerita apik tentang dunia kerja dirangkum dalam sebuah film yang berjudul Morning Glory. Untuk semua yang sedang bergulat dengan dunia kerja, dunia PHK, dunia penuh putus asa, dunia pengangguran..film ini sangat saya rekomendasikan. Saya sendiri menonton film ini karena rekomendasi seorang teman, saat saya juga sedang perang dengan dunia serba tidak tentu ini, dan hasilnya banyak pelajaran yang bisa diambil dalam film ini.
morning glory
Morning Glory bercerita tentang Becky Fuller, seorang produser acara berita pagi di sebuah stasiun tv yang harus menerima kenyataan dia akan dipecat karena tv tempat dia bernaung membutuhkan seorang eksekutif produser senior dengan pengalaman, sedang dirinya dinilai kurang pengalaman untuk menggambil posisi tersebut. Becky pun mulai lagi dari bawah, karier yang telah dirintisnya hilang dalam sekejap. Tanpa lelah dia mengirim lamaran dan tanpa kenal malu juga mengecek setiap lamaran yang telah dia kirim. Sampai suatu saat dia mendapat panggilan dari IBS New York. Saat wawancara pun Becky memperlihatkan antusiasme yang luar biasa dan mungkin menjurus ke berlebihan, yang membuat Jerry Barnes sempat menolaknya, walau akhirnya menerimanya.
Pantang menyerah
Becky pun mendapatkan pekerjaan sebagai eksekutif produser berita pagi di IBS, walau terlihat sama dengan pekerjaannya sebelumnya, namun ini berbeda. Acara berita pagi ini adalah Daybreak, sebuah acara dengan rating rendah dan gaji yang diterima Becky jauh lebih sedikit dari gaji yang diterima dari tv sebelumnya. Hal itu tidak membuat Becky mundur, malah menjadi cambuk baginya untuk maju. Hari pertama kerja dia sudah memecat pembawa berita utamanya, yang dia nilai kurang ajar, membuat dia harus bekerja lebih keras untuk menemukan penggantinya, karena pihak IBS tidak mau membayar untuk pembawa berita yang mahal. Bertemulah Becky dengsn Mike Pomeroy, pembawa berita favoritnya ketika kecil, kebetulan Mike juga berada di bawah IBS, namun sedang off. Mike yang merupakan pembawa berita berkelas menolak tawaran itu, namun Becky tidak kehabisan akal, dia menggunakan kontrak kerja yang dimiliki Mike sebagai senjata. Mike Pomeroy pun akhirnya bergabung dengan Daybreak, namun bukan berarti masalah selesai disini, malah semakin banyak masalah yang dihadapi Becky. Hingga suatu hari  Jerry Barnes menyatakan Daybreak benar-benar berada di ujung tanduk dan akan diganti acara lain, karena ratingnya semakin menurun, dan Jerry menyalahkan Becky atas semua itu. Dengan pantang menyerah Becky memutar otak untuk menemukan cara agar acara ini tetap ada. Usaha yang dia lakukan berbuah manis, dan bukan hanya bertahan, Daybreak menjadi seperti hidup kembali. Bahkan karena kegigihannya tersebut Becky mendapatkan tawaran kerja dari stasiun tv NBC, impiannya selama ini, tapi Becky menolaknya dan bertahan di IBS bersama Daybreak. http://www.imdb.com/title/tt1126618/
Dari cerita di film ini kita bisa memetik pelajaran, bahwa jika kita mau berusaha dak tak kenal menyerah, maka akan selalu ada jalan yang terbuka untuk kita. Kebanyakan kita akan memilih berhenti ketika menemui hambatan, tidak banyak yang memilih berhenti bekerja hanya karena mendapat bos yang kaku. Mungkin memang sudah budaya masyarakat Indonesia yang lebih mengutamakan perasaan daripada logika. Namun di jaman yang semakin gila, ada baiknya kita menyingkirkan perasaan, segala cacian atau omongan orang di belakang anggaplah sebagai hiasan di kehidupan kerja, dan jadikan itu sebagai acuan kita untuk lebih maju.
Satu hal lagi yang sering kita temui adalah kurang bersyukur. Jika kita melihat Becky, dia cukup menerima apa yang dia peroleh dari IBS, gaji yang jauh dibawah gajinya sebelumnya dan harus terus2an lembur untuk mengejar target rating. Kita bisa mengaca dari sana, jika saya melihat tidak jarang saya menemukan banyak teman yang mengeluh tentang pekerjaannya di status FB, yang inilah yang itulah, apa anda tidak sadar betapa sulit mendapat kerja? Sampai menemui kerikil kecil saja langsung mengeluh....Berapa banyak pengangguran yang mengharapkan merasakan posisi anda saat ini, namun anda yang sudah berada diposisi itu malah seperti menyianyiakan.
Pada akhirnya film hanyalah film, kenyataan jelas jauh lebih berat dari apa yang ditampilkan dalam sebuah film, namun dari sedikit pelajaran yang kita peroleh dari film ini, akan ada baiknya jika kita gunakan untuk memperbaiki apa yang sudah kita peroleh saat ini. Selamat berjuang!!!!