Rabu, 12 Oktober 2011

Maling di Siang Bolong

Saat ini maling semakin keren, menurut saya, jam kerja mereka tak lagi dibatasi pada malam hari, sekarang jam mereka lebih fleksibel, bisa pagi, siang atau malam. Lokasi kerja mereka juga ga terbatas hanya pada perumahan masyarakat biasa, di angkot pun ayok, di pinggoir jalan pun ayok.
Kemarin saya berkesempatan bertemu langsung dengan maling, dan baru sekali dalam hidup, saya benar2 punya keinginan untuk membunuh orang, ya maling itu, walo sebenernya keinginan itu lebih banyak timbul karena nekat bukan karen mental pemberani.
Saya punya kebiasaan untuk tidak membukaan pintu tamu yang tidak saya kenal, jadi ketika kemarin bel rumah saya berbunyi saya hanya melihat saja, karena memang saya tidak kenal. Namun yang aneh tamu ini bukannya pergi malah semakin giat saja ngebelnya, pke acara selingan menggedor pintu, jujur saja waktu itu mental saya sudah langsung down, saya hubungi orangtua saya tapi handphone mereka tidak dibawa, saya benar2 SENDIRI. Tidak lama bel dan gedoran pintu berhenti, saya beranikan diri untuk menenggok jendela, sudah tidak ada orang di depan rumah, aman.

gunting rumput yang saya gunakan
Selisih berapa menit terdengar suara pintu yang dibuka paksa dari ruang sebelah, saya intip ada satu orang menggunakan helm yang sedang memaksa masuk rumah, saya bingung, takut, campur aduk ga jelas..saya putuskan ke belakang rumah mencari apapun yang bisa saya gunakan untuk memukul orang, sapu...saya coba cari yang lain dan menemukan gunting rumput, tajam dan keras untuk pukul orang. Nekat saya untuk ke depan, saat maling hampir masuk ke kamar utama, dia melihat saya dengan membawa gunting rumput, memutuskan untuk keluar rumah, ketika saya sampai depan rumah maling sudah kabur duluan.

saksi bisu:bekas sepatu maling
Saya jadi berpikir, kenapa maling semakin nekat? Untuk informasi saja, rumah saya berada di kawasan perumahan TENTARA, di pinggir jalan besar dan tepat di depan kantor Kelurahan. Sudah sangat sulitkah hidup di Indonesia?? Sehingga masyarakat lebih memilih untuk mencuri untuk menghidupi keluarga mereka. Saya jadi teringat pernah melakukan pendataan untuk bantuan masyarakat miskin di daerah Purwodadi, Malang, ada satu calon penirima bantuan yang saat saya mendata yang bersangkutan sedang tidak ada di rumah, menurut tetangga mereka, yang bersangkutan sedang dipenjara, yang membuat saya kaget adalah komentar tetangganya ketika tahu yang bersangkutan akan mendapat bantuan “walah mba, orang kerjanya maling kok diberi bantuan, banyak yang lebih cocok”. Ternyata sekarang maling juga sudah dijadikan profesi.
Jadi mungkin memang hidup di Indonesia sudah sangat sulit. Bagaimana tidak, mencari kerja sudah sulit, biaya hidup semakin mahal...solusinya bagi orang yang ga mau berusaha ya MALING. Karena rakyat sudah semakin lapar, semakin gelap mata, apa saja dilakukan yang penting perut kenyang.

Beruntung yang saya temui kemarin mungkinn hanya maling amatir, bukan maling yang sering masuk acara buser atau bang Napi..,yang akan nekat membunuh atau memukul calon korbannya untuk mendapatkan barang curian. Beruntung saya punya kebiasaan tidak membukakan pintu untuk orang yang tidak saya kenal....namun yang paling penting adalah, beruntung Tuhan masih melindungi saya dan keluarga. 
Yang namanya apes memang tidak bisa di tolak, namun ada sedikit saran dari saya, ya paling tidak untuk mencegah adanya maling:
1. Jangan pernah membukakan pintu untuk orang yangtidak dikenal.
2. Jika ada uang lebih, lebih baik rumah diberi pagar yang tinggi.
3. Ketika meninggalkan rumah dalam keadaan kosong, jangan lupa cek semua pintu.
4. Persiapkan alat pemukul untuk sekedar jaga2
5. Catat nomor telpon polisi
6. Banyak doa :)
Sedikit saran dari saya, semoga berguna

Pada akhirnya, mungkin perbaikan harus dimulai dari pemimpinnya, jangan salahkan rakyat kalo akan semakin banyak maling, wong pemimpinnya juga banyak yang maling hak rakyat...
Semoga Indonesia menjadi lebih baik lagi kedepannya sehingga tidak ada rakyat yang memilih maling sebagai profesi..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar